MAKALAH PERSEPSI DAN KOMUNIKASI
Dosen Pengampu : Daniel
Jerry,S.Kom.,M.Si.,M.Cs(cand)
DISUSUN OLEH KELOMPOK V:
1. BAEDHOWI
2. HANIFAH
3. MINA FISKA R
4. ESTER V SILALAHI
SEKOLAH TINGGI ELEKTRONIKA DAN
KOMPUTER
SEMARANG 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur
bagi Allah SWT yang telah memberikan hikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat
kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perilaku
Organisasi.
Makalah ini
merupakan salah satu tugas Perilaku Organisasi pada Sekolah Tinggi Elektronika
dan Komputer Semarang (STEKOM).Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Daniel Jerry,S.Kom.,M.Si.,M.Cs(cand) selaku dosen pengajar mata kuliah Perilaku Organisasi dan kepada segenap
pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah
ini.
Akhirnya
kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan
makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca demi kesempurnaan paper ini.
Terima
kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita
semua.
Semarang,23 November 2016
Penyusun
KELOMPOK V
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL.................................................................................. i
KATA
PENGANTAR............................................................................... ii
DAFTAR
ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 4
BAB II PENYAJIAN…........................................................................... 6
A. Persepsi
................................................................................................. 6
B. Faktor-faktor
yang mempengaruhi persespi ………………….............. 7
C. Kesalahan
persepsi …………………………………………............... 8
D. Komunikasi
…………………………………………………............. 9
E.
Proses dan Unsur komunikasi ……………………………….............. 13
BAB III PENUTUP…............................................................................. 18
A. Kesimpulan ……………………………….............................. 18
B. Saran
………………………………………………………….
19
C. Daftar Pustaka
……………………………………………......
20
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam perkembangannya persepsi tergantung
pada komunikasi, komunikasi pun tergantung pada persepsi, keduanya merupakan
berkaitan sangat erat. Persepsi timbul karena adamya faktor internal dan
eksternal, faktor internal antara lain tergantung pada proses pemahaman sesuatu
termasuk di dalamnya sistem nilai tujuan. Sedangkan faktor eksternal
berupa lingkungan.
Persepsi dan komunikasi ini amat erat dan penting
sekali diketahui guna memahami ilmu prilaku. Komunikasi terjadi jika seseorang
ingin menyampaikan informasi kepada orang lain. dan komunikasi tersebut dapat
berjalan baik dan tepat dan jika penyampaian informasi tadi menyampaikannya
dengan patut, dan penerima informasi menerimanya tidak dalam bentuk distorsi.
Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang
dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya,
lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Persepsi
adalah suatu proses kognitif yang kompleks dan yang menghasilkan suatu gambar
unik tentang kenyataan yang barangkali sangat berbeda dengan kenyataannya.
Komunikasi merupakan hal yang amat
penting dalam perilaku organisasi, komunikasi tidak sekedar proses penyampaian
informasi yang simbol-simbolnya dapat dilihat, didengar, dan dimengerti, tetapi
proses penyampaian informasi secara keseluruhan termasuk di dalamnya perasaan
dan sikap dari orang yang menyampaiakan tersebut.
Komunikasi acap kali dipergunakan
sebagai alasan terjadinya serta persoalan di dunia ini, sebagaimana dikatakan
oleh Hicks dan Gullet :
Perhaps
it is true, as some one has suggested, that the heart of all the world’s
problems-at least men with each others is man’s inability to communicate as
well as he thunk he is communicating.
(Barangkali
adalah benar yang telah disarankan sesorang, bahwa jantung persoalan-persoalan
di dunia ini adalah sedikitnya karena ketidakmampuan manusia untuk
berkomunikasi dengan sebaik yang ia perkirakan dalam berkomunikasi).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di
maksud dengan persepsi dan apa saja subproses dalam persepsi?
2. Apakah
Prinsip-prinsip dalam pemilihan persepsi?
3. Hal apasaja
yang dibutuhkan dalam Organisasi presepsi?
4. Mengapa
diperlukan adanya Presepsi sosial?
5. Apakah
Pengertian Komunikasi dan Aspek apasaja yang penting di dalam berkomunikasi?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar Dapat
mengetahui apa itu presepsi dan subproses apasaja yang ada dalam persepsi
tersebut.
2. Agar dapat
mengetahui prinsip prinsip dalam pemilihan persepsi
3. Agar dapat
mengetahui hal hal penting apasaja yang di perlukan dalam organisasi persepsi
4. Agar dapat
mengetahui alasan mengapa di perlukan adanya persepsi sosial.
5. Agar dapa
mengetahui pengertian dan aspek – aspek yang penting dalam sebuah komunikasi.
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah yaitu
Meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca dan Mengetahui dan mengerti
tentang persepsi dan komunikasi.
BAB II
PENYAJIAN
A. PERSEPSI
1. Pengertian Persepsi
Persepsi
diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; proses
seseorang mengetahui beberapa hal melalui penginderaannya. Persepsi adalah
proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan
pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman
psikologi. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa
persepsi merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu
pencatatan yang benar terhadap situasi.
Berikut ini beberapa
pengertian persepsi menurut para ahli yaitu:
a)
Brian Fellows, Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu
organisme menerima dan menganalisis informasi
b)
Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken, Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita
memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita.
c)
Philip Goodaracre dan Jennifer
Follers, Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali
rangsangan.
d)
Joseph A. Devito, Persepsi adalah proses dengan makna
kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita.
Hammer dan Organ berpendapat mengenai persepsi yaitu, Manusia dalam mengorganisasikan, menafsirkan, dan memberi arti kepada suatu rangsangan selalu menggunakan inderanya, yaitu melalui proses mendengar, melihat, merasa, meraba, dan mencium, yang dapat terjadi terpisah-pisah atau serentak. Intensitas dan tingkat penggunaan indera akan mempengaruhi pula tingkat kepekaan seseorang dan ini kemudian turut mempengaruhi persepsi, dan pemecahan masalah dari seseorang.
Selain itu terdapat
pula unsur lainnya, seperti yang di kemukakan oleh Combs cs mengemukakan sebagai berikut:”Setiap kali seseorang
dihadapkan pada suatu rangsangan yang sudah biasa ia hadapi, maka ia akan
langsung mengumpulkan informasi (dari pengalamannya) dan membandingkannya
dengan rangsangan yang ia hadapi sekarang. Bagaimana ia memberi arti terhadap
rangsangan tersebut tergantung kepada keperibadian dan aspirasi yang
bersangkutan.
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori (Desiderato).
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori (Desiderato).
Persepsi pada
hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam
memahami informasi tentang lingkungannya, lewat penglihatan, pendengaran,
penghayatan, perasaan, dan penciuman. Persepsi adalah suatu proses kognitif
yang kompleks dan yang menghasilkan suatu gambar unik tentang kenyataan yang
barangkali sangat berbeda dari kenyataannya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi sangat bersifat pribadi
dan usaha sungguh-sungguh memahami persepsi orang merupakan bagian penting dari
studi perilaku organisasi. Dalam kehidupan berorganisasi, sering sekali kita
dihadapkan pada perbedaan interpretasi yang menyebabkan perbedaan pilihan
tindakan dan perilaku terhadap suatu obyek yang sama.
B. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Persepsi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengembangan persepsi seseorang, yaitu:
a) Psikologi.
a) Psikologi.
Persepsi seseorang mengenai segala
sesuatu yang terjadi di alam dunia ini sangat pengaruhi oleh keadaan psikologi.
b) Famili.
Pengaruh yang besar
terhadap anak-anak adalah familinya, orangtua yang telah mengembangkan suatu
cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini.
c) Kebudayaan.
c) Kebudayaan.
Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor
yang kuat di dalam mempengaruhi sikap nilai dan cara seseorang memandang dan
memahami keadaan di dunia ini.
Faktor-faktor dari
luar yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain:
a) Intensitas.
a) Intensitas.
Semakin besar intensitas stimulus dari luar, semakin besar juga hal itu
dapat dipahami.
b) Ukuran.
Semakin besar ukuran suatu objek semakin mudah untuk diketahui
c) Berlawanan atau Kontras.
Prinsip berlawana
dengan sekelilingnya ini akan menarik banyak perhatian.
d) Pengulangan.
Stimulus dari luar yang
diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dari pada yang sekali
dilihat atau di dengar
e) Gerakan.
Orang akan memberikan banyak perhatian kepada benda
yang bergerak.
Faktor-faktor
dari dalam yang mempengaruhi persepsi adalah :
1.
Belajar dan persepsi.
Contoh: seseorang anak yang telah diajari oleh orang tuanya bahwa daging babi itu haram dan liur anjing itu
mengandung najis, maka pada diri anak akan timbul persepsi bahwa anjing dan
babi itu harus dijauhi.
2. Motivasi
dan pesepsi motivasi mempengaruhi terjadinya persepsi. Sebagai contoh:
membicarakan tentang seks akan sangat menarik perhatian, tetapi bagi masyarakat
yang sudah biasa tidak begitu menarik.
3. Persepsi dan kepribadian, kepribadian,
nilai-nilai, dan juga termasuk usia akan mempengaruhi persepsi seseorang.
Contoh: pada usia-usia tua lebih senang dengan musik-musik klasik sedang pada
usisa muda lebih suka musik yang lain.
Pengorganisasian
persepsi itu meliputi tiga hal, yaitu :
a) Kesamaan dan Ketidaksamaan.
Suatu objek yang
mempunyai ciri yang sama dipersepsi ada hubungannya, sedangkan suatu objek yang
mempunyai ciri yang tidak sama adalah terpisah.
b) Kedekatan dalam Ruang.
Objek atau peristiwa
yang dilihat oleh orang karena adanya kedekatan dalam ruang tertentu, akan dengan
mudah diartikan sebagai objek atau peristiwa yang ada hubungannya.
c) Kedekatan dalam Waktu.
Objek atau peristiwa
juga dilihat sebagai hal yang mempunyai hubungan karena adanya kedekatan atau
kesamaan dalam waktu
C. KESALAHAN PERSEPSI
Persepsi merupakan suatu proses
dimana individu mampu mengartikan lingkungan sekitarnya dengan panca indera
yang dimiliki. Berdasarkan buku Perilaku Organisasi (Robbins, 2001) menjelaskan
bahwa faktor-faktor yang memengaruhi persepsi individu diantaranya
adalah:
1)
Pemberi kesan
2)
Sasaran
3)
Situasi
Meskipun
persepsi merupakan hasil pengamatan dari panca indera, namun pada kenyataannya
terdapat kesalahan-kesalahan persepsi dari individu yaitu:
1)
Efek Halo
Efek Halo merupakan proses individu menginterpretasikan
sesuatu hanya berdasarkan satu karakteristik saja. dalam
halo effect orang yang mempersepsi mempergunakan satu kepribadian seseorang
sebagai dasar untuk menilai orang tersebut secara keseluruhan.
2)
Kesan pertama.
Tidak jarang ketika kita bertemu pertama kali dengan
orang lain kita mempunyai kesan tertentu, entah kesan baik atau buruk. Namun
seringkali kita terpengaruh terhadap kesan pertama tersebut dan dijadikan dasar
untuk memberi penilaian berikutnya.
3)
Proyeksi
Proyeksi yang menimbulkan kesalahan persepsi disini adalah
individu membandingkan karakteristik diri sendiri dengan karakteristik individu
lain dalam situasi yang sama.
4)
Pembentukan Stereotip
Yang dimaksud dengan stereotype adalah kecenderungan
melihat orang bukan berdasarkan perilaku individual orang tersebut tetapi
berdasarkan perilaku kelompoknya. Stereotype biasanya
didasarkan pada jenis kelamin, ras, umur, agama, kewarganegaraan, atau
pekerjaan.
D. KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan proses
penyampaian informasi atau pesan dari penyampai informasi kepada penerima
informasi. Unsur-unsur dalam komunikasi yaitu:
1)
Komunikan (penyampai informasi)
2)
Pesan
3)
Komunikator (penerima informasi)
4)
Media
Pentingnya komunikasi dalam
organisasi dalam hal ini organisasi mampu berjalan dengan adanya komunikasi
yang lancar yang dilakukan oleh individu-individu yang terlibat didalamnya. Pertama,
lewat komunikasi yang baik pemimpin mampu mengeluarkan ide-ide kreatifnya
kepada bawahan begitupun sebaliknya. Kedua, dengan strategi komunikasi
yang baik mampu menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat dalam organisasi
tersebut.
Komunikasi
Organisasi merupakan bentuk
pertukaran pesan antara unit-unit komunikasi yang berada dalam organisasi
tertentu.
Menurut Wiryanto, Komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi
itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa
cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang
harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa
pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang
disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih
kepada anggotanya secara individual.
Komunikasi organisasi serupa dengan komunikasi internal. Pengertian dari komunikasi internal adalah
pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu
perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara
horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan.
Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi,hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya
organisasi.
Gaya Komunikasi Organisasi
Gaya
Komunikasi Mengendalikan
Gaya komunikasi mengendalikan
(dalam bahasa Inggris: The Controlling
Style) ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi,
memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang
yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah
atau one-way communications.
Pihak - pihak yang memakai controlling style of communication ini,
lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk
berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk
berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada
umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback
tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah
tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru
berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan
untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
Pesan-pesan yag berasal dari
komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan
bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang
dilakukannya. The controlling style of
communication ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya
bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik.
Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang
bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan
yang negatif pula.
Gaya
Komunikasi Dua Arah
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka.
Artinya, setiap anggota organisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan
gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam
suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai
kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah
adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai
dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun
tertulis yang bersifat dua arah (two-way
communication).
Orang-orang yang menggunakan
gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki
sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan
orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The
equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi,
sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam
situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks.
Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi
di antara para anggota dalam suatu organisasi.
Gaya
Komunikasi Berstruktur
Gaya komunikasi yang berstruktur
ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna
memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan
serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian
kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi
tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam
organisasi tersebut.
Stogdill dan Coons dari The
Bureau of Business Research of Ohio State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang
mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill dan
Coons menjelaskan mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien
adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih
memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
Gaya
Komunikasi Dinamis
Gaya
komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim
pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada
tindakan (action-oriented). The dynamic
style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun
supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
Tujuan
utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang
pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya
komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang
bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk
mengatasi masalah yang kritis tersebut.
Komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan
dimaksud dapat dipahami. Delapan unsur pokok di dalam proses komunikasi yaitu
sebagi berikut:
a)
Pengiriman/Sumber adalah orang yang
mempunyai ide untuk mengadakan komunikasi.
b)
Encoding adalah menterjemahkan informasi
menjadi serangkaian simbol untuk komunikasi.
c)
Message (pesan) adalah informasi yang
sudah disandikan dikirimkan oleh pengirim kepada penerima.
d)
Channel (saluran) adalah media
komunikasi formal antara seorang pengrim dan seorang penerima.
e)
Receiver (penerima) adalah individu yang
menanggapi pesa dari pengirim.
f)
Decoding (pengartian) adalah
interpretasi suatu pesan menjadi informasi yang berarti.
g)
Noise (gangguan) adalah faktor yang
menimbulkan gangguan, kebingungan terhadap komunikasi.
h)
Umpan balik adalah balikan dari proses
komunikasi sebagai suatu reaksi terhadap informasi yang disampaikan oleh
pegirim.
Jenis Komunikasi Organisasi
Menurut
Pace and Fules, terdapat beberapa jenis komunikasi terarah dalam komunikasi
organisasi, sebagai berikut.
Komunikasi
Atasan ke Bawahan (Downward
communication)
Yaitu
komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran
manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas
ke bawah ini adalah:
a) Pemberian
atau penyimpanan instruksi kerja (job
instruction)
b) Penjelasan
dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job rationale)
c) Penyampaian
informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)
d) Pemberian
motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Ada
4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972):
Metode Penulisan, Metode Lisan, Metode Tulisan diikuti Lisan, dan Metode Lisan
diikuti Tulisan.
Komunikasi
Bawahan ke Atasan (Upward Communication)
Yaitu komunikasi yang terjadi
ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus
komunikasi dari bawah ke atas ini adalah sebagai penyampaian informasi tentang
pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, penyampaian informasi mengenai
persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh
bawahan, penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan, penyampaian keluhan
dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Komunikasi ke atas menjadi
terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer
organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah.
Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat
sulit: 1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka 2.
Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai
3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai 4.
Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang
disampaikan pegawai
Komunikasi
Horisontal (Horizontal Communication)
Yaitu komunikasi yang
berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang
setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah untuk memperbaiki
koordinasi tugas, upaya pemecahan masalah, saling berbagi informasi, upaya
pemecahan konflik, dan upaya membina hubungan melalui kegiatan bersama.
Komunikasi
Lintas Saluran (Interline Communication)
Yaitu
tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional.
Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena
biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena
terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan
orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain,
diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran.
Ada
dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran:
- Setiap
pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin
terlebih dahulu dari atasannya langsung
- Setiap
pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan
hasil komunikasinya kepada atasannya.
E. PROSES DAN UNSUR KOMUNIKASI
A.
PROSES KOMUNIKASI
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan
pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna
antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk
menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan. Proses komunikasi
dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan
untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah
sebagai berikut :
Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah
motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi
tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi
komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam
pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan
disebut interpreting.
Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam
komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi
manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi
manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: mengubah pesan abstrak
menjadi konkret.
Pengiriman, proses ini terjadi ketika
komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan
peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara komunikator
dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.
Penerimaan, pada tahapan ini ditandai dengan
diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
Penyandian Balik, pada tahap ini terjadi pada diri
komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi
sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).
Penginterpretasian, pada ahap ini terjadi pada
komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.
B.
UNSUR –
UNSUR ORGANISASI
Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur
tertentu, yang antara lain sebagai berikut :
1. Sebagai
Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat
dimana orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang untuk
melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui bagaimana
cara bekerja sama tersebut akan dilaksanakan. Pengertian tempat di sini dalam
arti yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan demikian
tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan
kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum,
maka organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai
tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi
mahasiswa dan sebagainya.
2. Proses
kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama
juga merupakan proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek,
jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di
susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam
suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik
hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat
sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan
kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.
3. Jelas
tugas kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan
masing-masing orang atau pihak hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih
jelas, dengan demikian kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di
hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang
apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.
4. Ada
tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi
seorang manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik
akan cenderung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi tidak
baik. Selain itu dengan cara mengorganisasi secara baik akan mendapat
keuntungan antara lain sebagai berikut :
- Pelaksanaan
tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara efisien dan
efektif
Organisasi
juga mempunyai unsur-unsur pendukung agar bisa berjalan dan terlaksana, berikut
unsur-unsur organisasi :
1)
Man
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau
ketatalembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai
atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut
fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai
unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu
unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja
(nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan
manusiawi (man power) organisasi.
2)
Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu
akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut
tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja
(workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power)
organisasi.
3)
Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai.
Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan
merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga
menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola
(network).
4)
Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment
yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang
modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
5) Lingkungan
(Environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya,
ekonomi, dan teknologi. kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting),
dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan. Dan juga beberapa
tujuan tertentu,
6)
Pemahaman
Unsur-Unsur Organisasi
Unsur-unsur dasar organisasi dipahami secara selektif
untuk menciptakan evaluasi dan reaksi yang menunjukan apkah yang dimaksud oleh
setiap unsur dasar tersebut dan seberapa baik unsur-unsur ini beroperasi bagi
kebaikan anggota organisasi.
Unsur-unsur
organisasi tidak secara langsung menciptakan iklim komunikasi organisasi,
tetapi bergantung pada persepsi anggota organisasi mengenai :
- Nilai
hukum dan peraturan tersebut
- Kegiatan-kegiatan yang dikenai hukum dan
peraturan tersebut
7)
Pengaruh Komunikasi
Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh
yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi
usaha anggota organisasi. Usaha dalam hal ini merujuk kepada penggunaan tubuh
secara fisik dalam bentuk mengangkat, berbiara, atau berjalan, dan memecahkan
masalah.
Usaha biasanya terdiri atas 4 unsur :
- Aktivitas
- Langkah-langkah
pelaksanaan kerja
- Kualias
hasil
- Pola
waktu kerja
Kesediaan untuk melakukan usaha sungguh-sungguh atas
nama organisasi adalah satu dari tiga factor komitmen organisasi. Kepercayaan
yang kuat serta penerimaan atas tujuan serta nilai-nilai organisasi, dan
keinginan yang besar untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi adalah
dua factor komitmen organisasi lainya.
Iklim
komunikasi dalam organisasi mempunyai konsekuensi penting bagi pergantian dan
masa kerja pegawai dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung
meningkatkan dan mendukung komitmen pada organisasi. Proses-proses interaksi
yang terlibat dalam perkembangan iklim komunikasi organisasi juga memberi andil
pada beberapa pengaruh penting dalam restrukturisasi, reorganisasi, dan dalam
menghidupkan kembali unsur-unsur dasar organisasi.
8)
Kepuasan Komunikasi Organisasi
Kepuasan atas komunikasi kadang-kadang dikacaukan
dengan iklim komunikasi , alasannya adalah bahwa iklim, merupakan fungsi dari
bagaimana kepuasan anggota terhadap komunikasi dalam organisasi.Kepuasan
menggambarkan suatu konsep individu dan konsep mikro sedangkan iklim merupakan
konsep makro dan konsep gabungan.
Kepuasan
juga menggambarkan evaluasi atas suat keadaan internal afektif, sedangkan iklim
merupakan deskripsi kondisi eksternal bagi indivivu. Iklim terdiri dari suatu
citra gabungan entitas atau fenomena global, seperti komunikasi atau
organisasi. Kepuasan menggambarkan reaksi afektif individu ata shasil-hasil
yang dinginkan yang berasal dari komunikasi yang terjadi dalam organisasi.
Istilah kepuasan komunikasi digunakan untuk menyatakan
keseluruhan tingkat kepuasan yang di rasakan pegawai dalam lingkungan awl
komunikasinya. Meskipun komunikasi terlihat bertumpang tindih dengan iklim
komunikasi.Kepuasan komunikasi ini cenderung memperkaya gagasan iklim dengan menyoroti
tingkat individu dan pribadi.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dua istilah persepsi dan
komunikasi ini amat erat dan penting sekali diketahui guna memahami ilmu
perilaku ini. Komunikasi terjadi jika seseorang ingin menyampaikan informasi
kepada orang lain. Dan komunikasi tersebut dapat berjalan baik dan tepat jika
penyampai informasi tadi menyampaikannya dengan patut, dan penerima informasi
menerimanya tidak dalam bentuk distorsi.
Jika dalam proses
penyampaian informasi tidak patut dan terjadi distorsi, maka komunikasi semacam
ini dapat dikatakan komunikasi yang tidak efektif atau mengalami kegagalan.
Kegagalan berkomunikasi bisa terjadi karena banyak hambatan-hambatan. Salah
satu hambatan yang ditimbulkan dari unsur manusia yang terlibat didalamnya
ialah karena persepsi yang berbeda.
Dalam persepsi yang amat menarik
dibicarakan adalah proses pemilihan persepsi, yakni suatu proses bagaimana
seseorang bisa tertarik pada suatu objek sehingga menimbulkan adanya suatu
persepsi mengenai objek tersebut. Adapun faktor penyebab bagaimana seseorang
tertarik pada objek tersebut dapat dikelompokkan atas dua hal yakni faktor dari
luar diri seseorang dan faktor dari dalam diri sendiri. Faktor dari luar
misalnya karena intensitas, ukuran, kontras, pengulangan, gerakan, dan objek
tersebut baru atau sudah dikenal. Adapun faktor dari dalam terdiri dari proses
pemahamam atau learning, motivasi, dan kepribadian seseorang.
Istilah lain lagi yang amat
berhubungan dengan persepsi adalah komunikasi. Banyak pengertian yang
dikemukakan tentang komunikasi ini, tetapi ada tiga aspek penting yang
merupakan kontinum dibahas dalam buku ini. Tiga aspek tersebut adalah
informasi, proses komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar orang.
Mengenai informasi ada tiga hal penting yang dikemukakan dalam bab ini sehingga
dapat memberikan pengertian tentang sifat hakekatnya. Tiga hal itu antara lain
kelebihan, pengertian, dan umpan balik. Dengan demikian jika suatu informasi
yang dikomunikasikan itu berlebihan akan menimbulkan beberapa reaksi, misalnya
orang-orang berkomunikasi gagal memperhitungkan dengan tepat informasi yang
diterimanya, banyak membuat kesalahan, menumpuk pekerjaan, penyaringan
informasi, mengerti hanya garis besarnya saja, melempar tugas ke orang lain,
dan menghindar dengan sengaja informasi yang datang. Adapun sifat lain dari
informasi adalah pengertian dan umpan balik. Penerimaan dan pemahaman penerima
informasi akan mempengaruhi pengertian ini, demikian pula umpan balik dari
informasi tersebut.
B. SARAN
Persepsi dan Komunikasi merupakan alat terpenting dalam
berorganisasi, Karena tanpa adanya komunikasi, organisasi tidak akan berjalan
dengan maksimal. Jadi disarankan dalam sebuah organisasi harus dibarengi dengan
komunikasi yang baik agar tercapai sebuah organisasi yang baik
C. Daftar
Pustaka
·
Kotler, Phillip. Marketing
Management Analysis, Planning, Implementation& Control. Prentice Hall
Int,1995.
·
Gaspersz, Vincent. Manajemen
Bisnis Total dalam Era Globalisasi. Jakarta : Penerbit PT.Gramedia, 1997.
·
Pace, R. Wayne; Faules, Don F.
(1993-12-01). Organizational Communication.
Prentice Hall. ISBN 9780136438007. p.184
·
^ ,Teori-teori komunikasi|pusat
penerbitan universitas terbuka
·
^ Sendjaja, S Djuarsa.1994, Teori
Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
·
https://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi
No comments:
Post a Comment