Friday, September 15, 2017

MAKALAH PERSEPSI DAN KOMUNIKASI

MAKALAH PERSEPSI DAN KOMUNIKASI
Dosen Pengampu : Daniel Jerry,S.Kom.,M.Si.,M.Cs(cand)




DISUSUN OLEH  KELOMPOK V:
1.      BAEDHOWI
2.      HANIFAH
3.      MINA FISKA R
4.      ESTER V SILALAHI




SEKOLAH TINGGI ELEKTRONIKA DAN KOMPUTER
SEMARANG 2016



KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan hikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perilaku Organisasi.
Makalah ini merupakan salah satu tugas Perilaku Organisasi pada Sekolah Tinggi Elektronika dan Komputer Semarang (STEKOM).Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Daniel Jerry,S.Kom.,M.Si.,M.Cs(cand) selaku dosen pengajar mata kuliah Perilaku Organisasi dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Akhirnya kami menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan paper ini.
Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua.

Semarang,23 November 2016
Penyusun

      
KELOMPOK V









DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................                        i
KATA PENGANTAR...............................................................................                          ii
DAFTAR ISI..............................................................................................                        iii

BAB I    PENDAHULUAN.......................................................................                        4

BAB II   PENYAJIAN…...........................................................................                        6
A.  Persepsi .................................................................................................                         6
B.  Faktor-faktor yang mempengaruhi persespi …………………..............                        7
C.  Kesalahan persepsi …………………………………………...............                         8               
D.  Komunikasi ………………………………………………….............                          9
E.   Proses dan Unsur komunikasi ………………………………..............                         13
BAB III  PENUTUP….............................................................................                         18
A.  Kesimpulan ………………………………..............................                         18
B.  Saran ………………………………………………………….                         19
C.  Daftar Pustaka ……………………………………………......                         20









BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
            Dalam perkembangannya persepsi tergantung pada komunikasi, komunikasi pun tergantung pada persepsi, keduanya merupakan berkaitan sangat erat. Persepsi timbul karena adamya faktor internal dan eksternal, faktor internal antara lain tergantung pada proses pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai tujuan.  Sedangkan faktor eksternal berupa lingkungan.
Persepsi dan komunikasi ini amat erat dan penting sekali diketahui guna memahami ilmu prilaku. Komunikasi terjadi jika seseorang ingin menyampaikan informasi kepada orang lain. dan komunikasi tersebut dapat berjalan baik dan tepat dan jika penyampaian informasi tadi menyampaikannya dengan patut, dan penerima informasi menerimanya tidak dalam bentuk distorsi.
Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Persepsi adalah suatu proses kognitif yang kompleks dan yang menghasilkan suatu gambar unik tentang kenyataan yang barangkali sangat berbeda dengan kenyataannya.
            Komunikasi merupakan hal yang amat penting dalam perilaku organisasi, komunikasi tidak sekedar proses penyampaian informasi yang simbol-simbolnya dapat dilihat, didengar, dan dimengerti, tetapi proses penyampaian informasi secara keseluruhan termasuk di dalamnya perasaan dan sikap dari orang yang menyampaiakan tersebut.  
            Komunikasi acap kali dipergunakan sebagai alasan terjadinya serta persoalan di dunia ini, sebagaimana dikatakan oleh Hicks dan Gullet :  
Perhaps it is true, as some one has suggested, that the heart of all the world’s problems-at least men with each others is man’s inability to communicate as well as he thunk he is communicating.
(Barangkali adalah benar yang telah disarankan sesorang, bahwa jantung persoalan-persoalan di dunia ini adalah sedikitnya karena ketidakmampuan manusia untuk berkomunikasi dengan sebaik yang ia perkirakan dalam berkomunikasi).

B. RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang di maksud dengan persepsi dan apa saja subproses dalam persepsi?
2.      Apakah Prinsip-prinsip dalam pemilihan persepsi?
3.      Hal apasaja yang dibutuhkan dalam Organisasi presepsi?
4.      Mengapa diperlukan adanya Presepsi sosial?
5.      Apakah Pengertian Komunikasi dan Aspek apasaja yang penting di dalam berkomunikasi?

C. TUJUAN PENULISAN
1.      Agar Dapat mengetahui apa itu presepsi dan subproses apasaja yang ada dalam persepsi tersebut.
2.      Agar dapat mengetahui prinsip prinsip dalam pemilihan persepsi
3.      Agar dapat mengetahui hal hal penting apasaja yang di perlukan dalam organisasi persepsi
4.      Agar dapat mengetahui alasan mengapa di perlukan adanya persepsi sosial.
5.      Agar dapa mengetahui pengertian dan aspek – aspek yang penting dalam sebuah komunikasi.

D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat penulisan makalah yaitu Meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca dan Mengetahui dan mengerti tentang persepsi dan komunikasi.













BAB II
PENYAJIAN

A. PERSEPSI
1. Pengertian Persepsi
  Persepsi diartikan sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui penginderaannya. Persepsi adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang melibatkan pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman psikologi. Kunci untuk memahami persepsi adalah terletak pada pengenalan bahwa persepsi merupakan penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi.
Berikut ini beberapa pengertian persepsi menurut para ahli yaitu:
a)      Brian Fellows, Persepsi adalah proses yang memungkinkan suatu organisme menerima dan menganalisis informasi
b)       Kenneth A. Sereno dan Edward M. Bodaken, Persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita.
c)      Philip Goodaracre dan Jennifer Follers, Persepsi adalah proses mental yang digunakan untuk mengenali rangsangan.
d)     Joseph A. Devito, Persepsi adalah proses dengan makna kita menjadi sadar akan banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita.

            Hammer dan Organ berpendapat mengenai persepsi yaitu, Manusia dalam mengorganisasikan, menafsirkan, dan memberi arti kepada suatu rangsangan selalu menggunakan inderanya, yaitu melalui proses mendengar, melihat, merasa, meraba, dan mencium, yang dapat terjadi terpisah-pisah atau serentak. Intensitas dan tingkat penggunaan indera akan mempengaruhi pula tingkat kepekaan seseorang dan ini kemudian turut mempengaruhi persepsi, dan pemecahan masalah dari seseorang.
Selain itu terdapat pula unsur lainnya, seperti yang di kemukakan oleh Combs cs mengemukakan sebagai berikut:”Setiap kali seseorang dihadapkan pada suatu rangsangan yang sudah biasa ia hadapi, maka ia akan langsung mengumpulkan informasi (dari pengalamannya) dan membandingkannya dengan rangsangan yang ia hadapi sekarang. Bagaimana ia memberi arti terhadap rangsangan tersebut tergantung kepada keperibadian dan aspirasi yang bersangkutan.
            Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah bagian dari persepsi. Walupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspektasi, motivasi, dan memori (Desiderato).
Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman. Persepsi adalah suatu proses kognitif yang kompleks dan yang menghasilkan suatu gambar unik tentang kenyataan yang barangkali sangat berbeda dari kenyataannya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persepsi sangat bersifat pribadi dan usaha sungguh-sungguh memahami persepsi orang merupakan bagian penting dari studi perilaku organisasi. Dalam kehidupan berorganisasi, sering sekali kita dihadapkan pada perbedaan interpretasi yang menyebabkan perbedaan pilihan tindakan dan perilaku terhadap suatu obyek yang sama.

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengembangan persepsi seseorang, yaitu:
a) Psikologi.
Persepsi seseorang mengenai segala sesuatu yang terjadi di alam dunia ini sangat     pengaruhi oleh keadaan psikologi.
b) Famili.
Pengaruh yang besar terhadap anak-anak adalah familinya, orangtua yang telah mengembangkan suatu cara yang khusus di dalam memahami dan melihat kenyataan di dunia ini.
c) Kebudayaan.
Kebudayaan dan lingkungan masyarakat tertentu juga merupakan salah satu faktor yang kuat di dalam mempengaruhi sikap nilai dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan di dunia ini.
Faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain:
a) Intensitas. 
Semakin besar intensitas stimulus dari luar, semakin besar juga hal itu dapat dipahami.
b) Ukuran.
 Semakin besar ukuran suatu objek semakin mudah untuk diketahui
c) Berlawanan atau Kontras.
Prinsip berlawana dengan sekelilingnya ini akan menarik banyak perhatian.

d) Pengulangan.
Stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dari pada yang sekali dilihat atau di dengar

e) Gerakan.
Orang akan memberikan banyak perhatian kepada benda yang bergerak.

Faktor-faktor dari dalam yang mempengaruhi persepsi adalah :
1.      Belajar dan persepsi. Contoh: seseorang anak yang telah diajari oleh orang tuanya bahwa    daging babi itu haram dan liur anjing itu mengandung najis, maka pada diri anak akan timbul persepsi bahwa anjing dan babi itu harus dijauhi.
2.     Motivasi dan pesepsi motivasi mempengaruhi terjadinya persepsi. Sebagai contoh: membicarakan tentang seks akan sangat menarik perhatian, tetapi bagi masyarakat yang sudah biasa tidak begitu menarik.
3.   Persepsi dan kepribadian, kepribadian, nilai-nilai, dan juga termasuk usia akan mempengaruhi persepsi seseorang. Contoh: pada usia-usia tua lebih senang dengan musik-musik klasik sedang pada usisa muda lebih suka musik yang lain. 

Pengorganisasian persepsi itu meliputi tiga hal, yaitu :

a) Kesamaan dan Ketidaksamaan.
 Suatu objek yang mempunyai ciri yang sama dipersepsi ada hubungannya, sedangkan suatu objek yang mempunyai ciri yang tidak sama adalah terpisah.

b) Kedekatan dalam Ruang.
Objek atau peristiwa yang dilihat oleh orang karena adanya kedekatan dalam ruang tertentu, akan dengan mudah diartikan sebagai objek atau peristiwa yang ada hubungannya.

c) Kedekatan dalam Waktu.
Objek atau peristiwa juga dilihat sebagai hal yang mempunyai hubungan karena adanya kedekatan atau kesamaan dalam waktu

C. KESALAHAN PERSEPSI
            Persepsi merupakan suatu proses dimana individu mampu mengartikan lingkungan sekitarnya dengan panca indera yang dimiliki. Berdasarkan buku Perilaku Organisasi (Robbins, 2001) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi persepsi individu diantaranya adalah:
1)    Pemberi kesan
2)    Sasaran
3)    Situasi


Meskipun persepsi merupakan hasil pengamatan dari panca indera, namun pada kenyataannya terdapat kesalahan-kesalahan persepsi dari individu yaitu:


1)    Efek Halo
Efek Halo merupakan proses individu menginterpretasikan sesuatu hanya berdasarkan satu karakteristik saja. dalam halo effect orang yang mempersepsi mempergunakan satu kepribadian seseorang sebagai dasar untuk menilai orang tersebut secara keseluruhan.



2)       Kesan pertama
Tidak jarang ketika kita bertemu pertama kali dengan orang lain kita mempunyai kesan tertentu, entah kesan baik atau buruk. Namun seringkali kita terpengaruh terhadap kesan pertama tersebut dan dijadikan dasar untuk memberi penilaian berikutnya.
3)    Proyeksi
Proyeksi yang menimbulkan kesalahan persepsi disini adalah individu membandingkan karakteristik diri sendiri dengan karakteristik individu lain dalam situasi yang sama. 

4)    Pembentukan Stereotip
Yang dimaksud dengan stereotype adalah kecenderungan melihat orang bukan berdasarkan perilaku individual orang tersebut tetapi berdasarkan perilaku kelompoknya. Stereotype biasanya didasarkan pada jenis kelamin, ras, umur, agama, kewarganegaraan, atau pekerjaan.

D. KOMUNIKASI
            Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi atau pesan dari penyampai informasi kepada penerima informasi. Unsur-unsur dalam komunikasi yaitu:
1)    Komunikan (penyampai informasi)
2)    Pesan
3)    Komunikator (penerima informasi)
4)    Media
Pentingnya komunikasi dalam organisasi dalam hal ini organisasi mampu berjalan dengan adanya komunikasi yang lancar yang dilakukan oleh individu-individu yang terlibat didalamnya. Pertama, lewat komunikasi yang baik pemimpin mampu mengeluarkan ide-ide kreatifnya kepada bawahan begitupun sebaliknya. Kedua, dengan strategi komunikasi yang baik mampu menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat dalam organisasi tersebut.
Komunikasi Organisasi merupakan bentuk pertukaran pesan antara unit-unit komunikasi yang berada dalam organisasi tertentu.
Menurut Wiryanto, Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Komunikasi organisasi serupa dengan komunikasi internal. Pengertian dari komunikasi internal adalah pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan.
Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi,hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi.

Gaya Komunikasi Organisasi

Gaya Komunikasi Mengendalikan

Gaya komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The Controlling Style) ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.
Pihak - pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.

Gaya Komunikasi Dua Arah

Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication).
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.

Gaya Komunikasi Berstruktur

Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill dan Coons menjelaskan mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

Gaya Komunikasi Dinamis

Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.

1. Beberapa Hal Mengenai Komunikasi
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan dimaksud dapat dipahami. Delapan unsur pokok di dalam proses komunikasi yaitu sebagi berikut:
a)      Pengiriman/Sumber adalah orang yang mempunyai ide untuk mengadakan komunikasi.
b)      Encoding adalah menterjemahkan informasi menjadi serangkaian simbol untuk komunikasi.
c)      Message (pesan) adalah informasi yang sudah disandikan dikirimkan oleh pengirim kepada    penerima.
d)     Channel (saluran) adalah media komunikasi formal antara seorang pengrim dan seorang penerima.
e)      Receiver (penerima) adalah individu yang menanggapi pesa dari pengirim.
f)       Decoding (pengartian) adalah interpretasi suatu pesan menjadi informasi yang berarti.
g)      Noise (gangguan) adalah faktor yang menimbulkan gangguan, kebingungan terhadap komunikasi.
h)      Umpan balik adalah balikan dari proses komunikasi sebagai suatu reaksi terhadap informasi yang disampaikan oleh pegirim.

Jenis Komunikasi Organisasi

Menurut Pace and Fules, terdapat beberapa jenis komunikasi terarah dalam komunikasi organisasi, sebagai berikut.

Komunikasi Atasan ke Bawahan (Downward communication)

Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:
a)      Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
b)      Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job rationale)
c)      Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)
d)     Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972): Metode Penulisan, Metode Lisan, Metode Tulisan diikuti Lisan, dan Metode Lisan diikuti Tulisan.

Komunikasi Bawahan ke Atasan (Upward Communication)

Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah sebagai penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan, penyampaian informasi mengenai persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan, penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan, penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit: 1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka 2. Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai 3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai 4. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai

Komunikasi Horisontal (Horizontal Communication)

Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah untuk memperbaiki koordinasi tugas, upaya pemecahan masalah, saling berbagi informasi, upaya pemecahan konflik, dan upaya membina hubungan melalui kegiatan bersama.

Komunikasi Lintas Saluran (Interline Communication)

Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran.
Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran:
  1. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung
  2. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya.


E. PROSES DAN UNSUR KOMUNIKASI
A.    PROSES KOMUNIKASI
            Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak melalui perkembangan. Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :

Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.

Penyandian, pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: mengubah pesan abstrak menjadi konkret.

Pengiriman, proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.

Perjalanan, pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh komunikan.

Penerimaan, pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.

Penyandian Balik, pada tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).

Penginterpretasian, pada ahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai kan dalam bentuk pesan.




B.     UNSUR – UNSUR ORGANISASI
Setiap bentuk organisasi akan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain sebagai berikut :

1. Sebagai Wadah Atau Tempat Untuk Bekerja Sama
Organisasi adalah merupakan suatu wadah atau tempat dimana orang-orang dapat bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan tanpa adanya organisasi menjadi saat bagi orang-orang untuk melaksanakan suatu kerja sama, sebab setiap orang tidak mengetahui bagaimana cara bekerja sama tersebut akan dilaksanakan. Pengertian tempat di sini dalam arti yang konkrit, tetapi dalam arti yang abstrak, sehingga dengan demikian tempat sini adalah dalam arti fungsi yaitu menampung atau mewadai keinginan kerja sama beberapa orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pengertian umum, maka organisasi dapat berubah wadah sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu misalnya organisasi buruh, organisasi wanita, organisasi mahasiswa dan sebagainya.

2. Proses kerja sama sedikitnya antar dua orang
Suatu organisasi, selain merupakan tempat kerja sama juga merupakan proses kerja sama sedikitnya antar dua orang. Dalam praktek, jika kerja sama tersebut di lakukan dengan banyak orang, maka organisasi itu di susun harus lebih sempurna dengan kata lain proses kerja sama di lakukan dalam suatu organisasi, mempunyai kemungkinan untuk di laksanakan dengan lebih baik hal ini berarti tanpa suatu organisasi maka proses sama itu hanya bersifat sementara, di mana hubungan antar kerja sama antara pihak-pihak bersangkutan kurang dapat diatur dengan sebaik-baiknya.



3. Jelas tugas kedudukannya masing-masing
Dengan adanya organisasi maka tugas dan kedudukan masing-masing orang atau pihak hubungan satu dengan yang lain akan dapat lebih jelas, dengan demikian kesimpulan dobel pekerjaan dan sebagainya akan dapat di hindarkan. Dengan kata lain tanpa orang yang baik mereka akan bingung tentang apa tugas-tugasnya dan bagaimana hubungan antara yang satu dengan yang lain.

4. Ada tujuan tertentu
Betapa pentingnya kemampuan mengorganisasi bagi seorang manajer. Suatu perencana yang kurang baik tetapi organisasinya baik akan cenderung lebih baik hasilnya dari pada perencanaan yang baik tetapi tidak baik. Selain itu dengan cara mengorganisasi secara baik akan mendapat keuntungan antara lain sebagai berikut :
- Pelaksanaan tugas pekerjaan mempunyai kemungkinan dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif

 Organisasi juga mempunyai unsur-unsur pendukung agar bisa berjalan dan terlaksana, berikut unsur-unsur organisasi :
1)      Man
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (nonmanagement/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
2)      Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3)      Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola (network).
4)      Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).

5)      Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah ditetapkan. Dan juga beberapa tujuan tertentu,

6)      Pemahaman Unsur-Unsur Organisasi
Unsur-unsur dasar organisasi dipahami secara selektif untuk menciptakan evaluasi dan reaksi yang menunjukan apkah yang dimaksud oleh setiap unsur dasar tersebut dan seberapa baik unsur-unsur ini beroperasi bagi kebaikan anggota organisasi.
Unsur-unsur organisasi tidak secara langsung menciptakan iklim komunikasi organisasi, tetapi bergantung pada persepsi anggota organisasi mengenai :
  1. Nilai hukum dan peraturan tersebut
  2. Kegiatan-kegiatan yang dikenai hukum dan peraturan tersebut

7)      Pengaruh Komunikasi
Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi. Usaha dalam hal ini merujuk kepada penggunaan tubuh secara fisik dalam bentuk mengangkat, berbiara, atau berjalan, dan memecahkan masalah.
Usaha biasanya terdiri atas 4 unsur :
  1. Aktivitas
  2. Langkah-langkah pelaksanaan kerja
  3. Kualias hasil
  4. Pola waktu kerja
Kesediaan untuk melakukan usaha sungguh-sungguh atas nama organisasi adalah satu dari tiga factor komitmen organisasi. Kepercayaan yang kuat serta penerimaan atas tujuan serta nilai-nilai organisasi, dan keinginan yang besar untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi adalah dua factor komitmen organisasi lainya.
Iklim komunikasi dalam organisasi mempunyai konsekuensi penting bagi pergantian dan masa kerja pegawai dalam organisasi. Iklim komunikasi yang positif cenderung meningkatkan dan mendukung komitmen pada organisasi. Proses-proses interaksi yang terlibat dalam perkembangan iklim komunikasi organisasi juga memberi andil pada beberapa pengaruh penting dalam restrukturisasi, reorganisasi, dan dalam menghidupkan kembali unsur-unsur dasar organisasi.
8)      Kepuasan Komunikasi Organisasi
Kepuasan atas komunikasi kadang-kadang dikacaukan dengan iklim komunikasi , alasannya adalah bahwa iklim, merupakan fungsi dari bagaimana kepuasan anggota terhadap komunikasi dalam organisasi.Kepuasan menggambarkan suatu konsep individu dan konsep mikro sedangkan iklim merupakan konsep makro dan konsep gabungan.
Kepuasan juga menggambarkan evaluasi atas suat keadaan internal afektif, sedangkan iklim merupakan deskripsi kondisi eksternal bagi indivivu. Iklim terdiri dari suatu citra gabungan entitas atau fenomena global, seperti komunikasi atau organisasi. Kepuasan menggambarkan reaksi afektif individu ata shasil-hasil yang dinginkan yang berasal dari komunikasi yang terjadi dalam organisasi.
Istilah kepuasan komunikasi digunakan untuk menyatakan keseluruhan tingkat kepuasan yang di rasakan pegawai dalam lingkungan awl komunikasinya. Meskipun komunikasi terlihat bertumpang tindih dengan iklim komunikasi.Kepuasan komunikasi ini cenderung memperkaya gagasan iklim dengan menyoroti tingkat individu dan pribadi.
















BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
            Dua istilah persepsi dan komunikasi ini amat erat dan penting sekali diketahui guna memahami ilmu perilaku ini. Komunikasi terjadi jika seseorang ingin menyampaikan informasi kepada orang lain. Dan komunikasi tersebut dapat berjalan baik dan tepat jika penyampai informasi tadi menyampaikannya dengan patut, dan penerima informasi menerimanya tidak dalam bentuk distorsi.
            Jika dalam proses penyampaian informasi tidak patut dan terjadi distorsi, maka komunikasi semacam ini dapat dikatakan komunikasi yang tidak efektif atau mengalami kegagalan. Kegagalan berkomunikasi bisa terjadi karena banyak hambatan-hambatan. Salah satu hambatan yang ditimbulkan dari unsur manusia yang terlibat didalamnya ialah karena persepsi yang berbeda.
            Dalam persepsi yang amat menarik dibicarakan adalah proses pemilihan persepsi, yakni suatu proses bagaimana seseorang bisa tertarik pada suatu objek sehingga menimbulkan adanya suatu persepsi mengenai objek tersebut. Adapun faktor penyebab bagaimana seseorang tertarik pada objek tersebut dapat dikelompokkan atas dua hal yakni faktor dari luar diri seseorang dan faktor dari dalam diri sendiri. Faktor dari luar misalnya karena intensitas, ukuran, kontras, pengulangan, gerakan, dan objek tersebut baru atau sudah dikenal. Adapun faktor dari dalam terdiri dari proses pemahamam atau learning, motivasi, dan kepribadian seseorang.
            Istilah lain lagi yang amat berhubungan dengan persepsi adalah komunikasi. Banyak pengertian yang dikemukakan tentang komunikasi ini, tetapi ada tiga aspek penting yang merupakan kontinum dibahas dalam buku ini. Tiga aspek tersebut adalah informasi, proses komunikasi dalam suatu organisasi dan komunikasi antar orang. Mengenai informasi ada tiga hal penting yang dikemukakan dalam bab ini sehingga dapat memberikan pengertian tentang sifat hakekatnya. Tiga hal itu antara lain kelebihan, pengertian, dan umpan balik. Dengan demikian jika suatu informasi yang dikomunikasikan itu berlebihan akan menimbulkan beberapa reaksi, misalnya orang-orang berkomunikasi gagal memperhitungkan dengan tepat informasi yang diterimanya, banyak membuat kesalahan, menumpuk pekerjaan, penyaringan informasi, mengerti hanya garis besarnya saja, melempar tugas ke orang lain, dan menghindar dengan sengaja informasi yang datang. Adapun sifat lain dari informasi adalah pengertian dan umpan balik. Penerimaan dan pemahaman penerima informasi akan mempengaruhi pengertian ini, demikian pula umpan balik dari informasi tersebut.
B. SARAN
            Persepsi dan Komunikasi merupakan alat terpenting dalam berorganisasi, Karena tanpa adanya komunikasi, organisasi tidak akan berjalan dengan maksimal. Jadi disarankan dalam sebuah organisasi harus dibarengi dengan komunikasi yang baik agar tercapai sebuah organisasi yang baik



















C.  Daftar Pustaka
·         Kotler, Phillip. Marketing Management Analysis, Planning, Implementation& Control. Prentice Hall Int,1995.
·         Gaspersz, Vincent. Manajemen Bisnis Total dalam Era Globalisasi. Jakarta : Penerbit PT.Gramedia, 1997.
·         Pace, R. Wayne; Faules, Don F. (1993-12-01). Organizational Communication. Prentice Hall. ISBN 9780136438007. p.184
·         ^Indonesia)[jihadi.staff.umm.ac.id/files/2010/01/2_komunikasi_organisasi.pdf]
·         ^ ,Teori-teori komunikasi|pusat penerbitan universitas terbuka
·         ^ Sendjaja, S Djuarsa.1994, Teori Komunikasi. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
·         https://id.wikipedia.org/wiki/Persepsi

















No comments:

Post a Comment

Perbedaan Interface dengan Port

Perbedaan Interface dengan Port 1.       INTERFACE Interface atau antar muka adalah suatu perangkat yang menghubungkan antara user deng...